mobile setting

Kamu tidak Tahu, Bagaimana Rasanya Marah ke Anak



Kamu tidak Tahu, Bagaimana Rasanya Marah ke Anak
Oleh Widianingsih Idey Widia

Saat berkumpul bersama teman-teman, seperti biasa berbagi cerita pengalaman masing-masing. Seorang teman, harta berlimpah, sudah 25 tahun menikah, belum dikaruniakan seorang anak. Kami belajar bersama.

Pernah suatu kali beliau membagi ilmu yang dipelajarinya kepada saudaranya, "Bukan begitu caranya, bicara saja ke mereka, pasti ngerti kok", tukasnya saat melihat anak saudaranya "berulah", Sang Ibu marah-marah.

"Kamu kan nggak nggak punya anak, kamu tidak tahu bagaimana rasanya marah ke anak", serunya.

"Begitu, Bu Wid, akhirnya saya diam, nggak bisa bicara lagi, sebab memang betul saya ndak punya anak", ucapnya agak sedih.

Betul sekali, hanya orangtua yang merasakan bagaimana rasanya marah ke anak. Sebab, kalau ke anak orang lain biasanya tidak akan marah seperti ke anak sendiri, itu kata orang pada umumnya. 

Selama kita manusia, terkadang kita menemukan diri kita ini berada pada mode otak reptil yang mendominasi, ketika anak "berulah" kita ada di posisi lawan atau lari. Anak akan terlihat seperti musuh bebuyutan.

Saat kita marah, secara fisik kita siap bertarung. Hormon dan Neurotransmiter membanjiri diri kita. Keduanya menyebabkan otak kita tegang, denyut nadi berdetak kencang, nafas menjadi lebih cepat. Mustahil bisa tenang disaat situasi seperti ini. 

Tetapi kita tahu bahwa mengalahkan anak-anak kita (padahal itu hanya menimbulkan rasa lega yang instan) sebenarnya bukan sesuatu yang ingin kita lakukan. 

Membesarkan anak adalah pekerjaan tersulit yang pernah ada. Mengapa begitu sulit, karena resikonya terlalu tinggi. Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka, firman Allohnya begitu. 

Namun, jika kita punya niat ingin berubah, kita akan terus belajar memperbaiki diri. Banyak ilmu yang sekarang bisa kita akses tentang bagaimana membesarkan anak yang soleh/solehah, bahagia, bertanggung jawab, perhatian, sehat secara emosional dan disiplin. 

Bukankah sejak kita memutuskan menikah, kita sudah menantikan hadirnya buah hati? Namun mengapa setelah mereka tumbuh tinggi, kemarahan kita pun semakin tinggi.

Tak ada orangtua yang sempurna, karena manusia pada dasarnya tidak sempurna. Anak-anak kita tidak membutuhkan kesempurnaan dari kita. Yang mereka butuhkan adalah orangtua nya yang membangun pertumbuhan dan perkembangannya, menebus kesalahan dan membuka hatinya ketika akan mengeras.

#EvaluasiDiri
#ILoveYouKids
#ForgiveMe

Berlanggan Tulisan Via Email:

0 Response to "Kamu tidak Tahu, Bagaimana Rasanya Marah ke Anak"