mobile setting

PERAN ORANG TUA DIPERLUKAN GENERASI MILLENNIAL INDONESIA


PERAN  ORANG TUA DIPERLUKAN GENERASI MILLENNIAL INDONESIA 


Tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini bisa dikatakan kian kompleks. Kenapa begitu? Kerena kemudahan akses informasi yang ditopang internet dan media sosial ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa menumbuhkan iklim kreatif dan semakin luasnya pengetahuan, tapi di sisi lain, berpotensi menyebabkan dekadensi moral dan spiritual.

Untuk mengantisipasi hal yang disebut terakhir, peran orangtua dan guru sebagai pengawas dan pengarah agar generasi muda menggunakan internet sebagaimana mestinya saja belum cukup. Lebih dari itu, dibutuhkan revitalisasi elemen-elemen pendidikan yang mampu menangkal dan menyaring pengaruh buruk yang berpotensi masuk ke dalam diri generasi muda. Kenapa Peran Orang Tua diperlukan Generasi Milenial Indonesia?.


Menurut John W. Santrock “Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain,” dilansir Kompas.com (20/10/2015)
Dalam konteks era digital tentu pendidikan karakter sangat penting. Mengingat, internet adalah belantara yang liar, di mana konten-konten informasi yang positif dan negatif bercampur jadi satu.

Hanya fondasi moral yang kuat di dalam diri, fondasi ini bisa kokoh apabila para orang tua sadar tentang perannya sebagai pemeran utama dalam membangun fondasi tersebut. Bagaimana bisa membangun  fondasi yang kokoh bersama anaknya apabila tidak memiliki waktu, pengetahuan (ilmu), dan tenaga.   Pengalaman yang dimiliki oleh seorang anak pada saat awal kehidupannya, baik tahun pertama maupun bulan yang pertama dalam hidupnya sangat menentukan kepribadian anak tersebut nantinya. Apakah anak ini nantinya akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan bagaimanakah cara dia menunjukkan semangat yang tinggi untuk belajar dan hasil dalam perkejaannya.
Pada usia ini peran orangtua sangat diperlukan guna untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi diri anak tersebut, menanamkan nilai-nilai moral, akhlak, agama dan lain sebagainya. Pendidikan karakter ini sangatlah penting untuk dibentukkan pada diri seorang anak usia dini, sebab saat usia inilah anak sangat mudah untuk menyerap dan menerima berbagai informasi secara cepat, sehingga apa yang diberikan pada anak akan dia serap dengan sangat baik dan akan selalu dia terapkan dalam kehidupannya. Jika pendidikan karakter tidak diberikan kepada diri anak sejak usia dini, jelas nantinya akan terlihat suatu perbedaan antara anak yang telah diberikan pendidikan karakter dengan baik dan tidak sama sekali.
Pengetahuan yang berhubungan dengan budaya, kemanusiaan, dan nilai-nilai spiritual ini bisa dianggap kalah pamor di kalangan generasi muda bangsa. Banyak yang lebih menyukai pengetahuan eksakta dan teknis yang bisa mengarahkan mereka ke hal-hal praktis serta menghasilkan skill untuk bekerja. Akan tetapi, jika generasi muda Indonesia mengabaikan pengetahuan budaya, kemanusiaan, dan religi, mereka akan mudah terpengaruh budaya luar.
Seperti kata BJ. Habibie, yang dikutip dari Republika.co.id (08/08/2016), ada tiga hal penting dalam pendidikan, yaitu agama, budaya dan ilmu pengetahuan yang disertai pengamalan teknologi. Ketiganya harus berjalan sinergis, karena jika satu saja tidak ada dan timpang, potensi tergerusnya rasa cinta terhadap budaya bangsa dan hilangnya empati sosial akan kian membesar. Karena para orang tua belum tersadar dan belum yakin akan pentingnya pendidikan di keluarga sebagai pondasi utama. Agama, budaya dan ilmu pengetahuan fondasi utamanya berada di pendidikan kelurga.

Kemajuan sebuah bangsa sering diukur dengan seberapa canggih bangsa tersebut, baik itu dalam mengadopsi maupun mencipta sebuah teknologi. Dalam hal ini sebut saja Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok yang merupakan bangsa-bangsa penemu teknologi canggih. Seakan-akan mencipta sesuatu yang baru atau inovasi sudah mendarah daging di dalam diri masyarakatnya.
Karena itu, agar generasi muda Indonesia bisa bersaing dan berkontribusi besar di kancah global, sudah semestinya pengetahuan teknologi yang terkait perkembangan teknologi terkini menjadi kurikulum tersendiri di sekolah. Tujuannya, untuk membangun generasi muda Indonesia yang techy, berjiwa invention dan inovatif. Apakah  para orang tua sudah tersadar dan yakin persaingan global ini sangat diperlukan?

Pola asuh dan pola pendidikan di keluarga adalah kunci sukses dalam mengahadapai perkembangan teknologi terkini. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita hendaknya mampu untuk memanfaatkan masa emas yang dimiliki anak untuk memberikan berbagai pendidikan karakter yang baik bagi diri anak. sehingga dimasa mendatang anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya. Terkadang kita sebagai orangtua tidak menyadari sikap kita kepada anak, yang justru akan menjatuhkan anak. Misalnya dengan memukul, membentaknya ketika melakukan kesalahan dan memberikan tekananyang pada akhirnya akan menjadikan diri seorang anak bersikap negatif, mudah minder, penakut, dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya akan dia bawah sampai dewasa.
Padahal, jika seorang anak memiliki sifat positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih suatu keberhasilan. Kita semua pasti setuju bukan? Banyak yang mengatakan suatu keberhasilan yang kita miliki ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin dikatakan sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas, maka semakin sukseslah kita. Benarkah hal demikian? Tunggu dulu, jangan mudah berspekulasi!
Banyak fakta membuktikan, bahwa banyak orang yang sukses justru tidak mendapatkan prestasi yang gemilang di sekolahnya, mereka bahkan tidak pernah menjadi juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Sebab sebenarnya kesuksesan pada diri seorang anak tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otaknya saja. Namun, kesuksesan lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangun hubungan emosional dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Untuk itu, tumbuhkan pemahaman yang positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak dalam mengarahkan potensi yang dimiliki, dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Nah sekarang kita sudah memahami kan, mengapa peran orangtua sangat diperlukan dalam membangun fondasi  kepada anak sejak usia dini itu penting. Usia emas (Golden Age), sebenarnya bukan pada usia dini saja tetapi seluruh usia . Karena pengalaman adalah guru yang terbaik tidak ada kata terlambat.  Maka manfaatkan sisa usia ini dengan sebaik-baiknya.

 
Penulis: A. Yogaswara,S.S,M.Pd

======================================================================= DONASI PEDULI BENCANA ALAM TANPA MENGELUARKAN UANG KLIK DISINI

Berlanggan Tulisan Via Email:

0 Response to "PERAN ORANG TUA DIPERLUKAN GENERASI MILLENNIAL INDONESIA "