Purwacana: Berbeda itu Indah
Purwacana
Berbeda itu Indah
(Nilai-Nilai Kebhinekaan Harus Dibangun Sejak Dini)
(A.Yogaswara, S.S M.Pd)
Perbedaan budaya, agama, aspirasi
politik, kepentingan, visi dan misi, keyakinan, dan tradisi merupakan sebuah
konduksi dalam hubungan interpersonal yang kadang-kadang juga menjadi perbedaan
perilaku dalam memahami sesuatu. Maka dapat dikatakan bahwa berbagai kekisruan
etnis yang merebak dibanyak tempat di wilayah Negara Kesatauan Republik
Indonesia, merupakan akibat dari rendahnya kesadaran dan wawasan
multikulturalime.
Saat ini kita mencoba mencari terobosan
baru yaitu dengan menempuh strategi menjadikan sekolah sebagai pusat
sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai multikulturalis. Melalui pendekatan
inilah, dari SD sampai Perguruan Tinggi, Indonesia akan berhasil membentuk
bangsanya yang dalam perkembangannya melampaui masyarakat
kebhinekatunggalikaan. Kaitannya dengan nilai-nilai kebudayaan yang perlu
diwariskan dan dikembangkan melalui sistem pendidikan pada suatu
masyarakat.
Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk,
beragam sosial, etnis, budaya, agama, aspirasi politik dan lain sebagainya,
sehingga bangsa Indonesia sering disebut sebagai bangsa multikultural. Pada
pihak lain, realitas "multikultural" tersebut berhadapan dengan kebutuhan
mendesak untuk merekonstruksi kembali "kebhine-katunggalikaan yang dapat
menjadi "integrating force" yang dapat mengikat seluruh keragaman
etnis, budaya, dan agama".
Kesadaran tentang multikulturalisme
sudah muncul sejak negara Republik Indonesia terbentuk dan digunakan oleh
pendiri bangsa Indonesia untuk mendesain kebudayaan bangsa Indonesia. Tetapi,
bagi bangsa Indonesia masa kini konsep multikulturalisme menjadi sebuah konsep
baru dan asing. Karena kesadaran multikulturalisme yang dibentuk oleh
pendiri bangsa ini tidak terwujud pada masa Orde Baru. Kesadaran tersebut
dipendam atas nama persatuan dan stabilitas negara yang kemudian muncul paham
mono-kulturalisme yang menjadi tekanan utama dan akhirnya semuanya memaksakan
pola yang berkarakteristik ”penyeragaman” berbagai aspek, sistem sosial,
politik dan budaya, sehingga sampai saat ini wawasan multikulturalisme bangsa
Indonesia masih sangat rendah.
0 Response to "Purwacana: Berbeda itu Indah"
Posting Komentar